Sharing Persiapan E-Voting Pemira ITS

Hupmas, KPU SURABAYA- E-Voting, salah satu inovasi dalam bidang kepemiluan, selalu menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, KPU Surabaya pada Rabu (16/11/2016) berkunjung ke Komisi Pemilihan ITS untuk berdiskusi mengenai persiapan pelaksanaan e-Voting pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). E-Voting akan dilaksanakan pada 21-23 November 2016.
Ketua Komisi Pemilihan ITS, Heru Fatkhurohmat, memaparkan mengenai tahapan pelaksanaan pemilihan Presiden BEM dan DPM. Seperti halnya pemilu nasional, para bakal calon presiden BEM dan DPM harus mendaftarkan diri terlebih dahulu. Selanjutnya, Komisi Pemilihan ITS melakukan verifikasi administrasi dan faktual terhadap pemenuhan persyaratan calon.
Dari lima pendaftar Calon Presiden BEM, hanya dua orang yang memenuhi syarat. Mereka adalah Arfiq Isa, Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika dan Rofi Arga, Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia. Keduanya sedang menempuh semester 7. Sementara untuk DPM, terdapat sebelas calon yang mengikuti pemilihan.
Kampanye yang dilaksanakan oleh para calon juga sangat mirip dengan model kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia. Menurut Heru, kampanye untuk Calon Presiden BEM ITS dilaksanakan dalam empat bentuk. pertama, kampanye terbuka di fakultas. ”Tempat kampanye ditentukan oleh Komisi Pemilihan,” kata pria asli Kediri tersebut.
Kedua, Debat Calon Presiden BEM dengan tema yang telah ditentukan oleh Komisi Pemilihan ITS. Ketiga, debat panelis. ”Komisi Pemilihan ITS mengundang dosen untuk menjadi panelis dalam debat calon presiden BEM ITS,” tambah mahasiswa D3 Teknik Mesin tersebut. Keempat, kampanye by request. ”Yang ingin fakultas atau jurusannya didatangi oleh Calon Presiden BEM untuk kampanye, dipersilakan mengajukan kepada Komisi Pemilihan ITS,” kata Heru.
Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Pemilihan ITS dibantu oleh PPU (Panitia pemilihan Umum) dan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. ”Mereka inilah yang bekerja secara teknis pada saat pemungutan suara,” jelas Heru. Dalam Pemilihan Umum tahun 2016 ini, ITS mendirikan dua TPS di setiap jurusan.
Sementara itu, developer e-Voting Pemilihan Umum ITS tahun 2016, Miftakhul Akhyar, memaparkan sistem pemilihan secara elektronik yang dibuatnya. Akhyar menjelaskan, mahasiswa yang memenuhi syarat sebagai pemilih sudah didaftar dan tercatat dalam database Komisi Pemilihan ITS. Untuk menjadi pemilih, mahasiswa harus sudah menempuh pendididkan minimal enam bulan.
Untuk dapat memilih, mahasiswa harus menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Selanjutnya, pemilih melakukan registrasi untuk mendapatkan token. ”Token inilah sebagai login ke alat e-Voting. Setelah meng-entry token, mereka dapat memilih kandidat sesuai aspirasi,” jelas Akhyar. Meskipun pemungutan suara dilaksanakan selama tiga hari, yaitu 21-23 November 2016, namun, hasil pemilihan baru dapat diketahui pada saat rekap di hari terakhir.
Komisioner KPU Surabaya Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Nur Syamsi yang hadir dalam diskusi tersebut bersama Kasubbag Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat, Nurita Paramita, mengungkapkan apresiasinya kepada Komisi Pemilihan ITS.
”Ini adalah bentuk kepedulian awal teman-teman mahasiswa terhadap demokrasi di Indonesia. Kampus menjadi laboratorium mahasiswa untuk mempraktikkan demokrasi sekaligus inovasi teknologinya,” ucap Nur Syamsi.
Alumni Universitas Negeri Surabaya tersebut menambahkan, pengalaman berdemokrasi di kampus ini akan menjadi bekal bagi peran serta mahasiswa ketika bermasyarakat nantinya. ”Saya sangat bangga dengan inovasi yang dilakukan oleh ITS. Perkembangan teknologi yang seperti ini nantinya diharapkan juga dapat diaplikasikan dalam demokrasi dalam lingkup yang lebih luas,” pungkas Nur Syamsi.