Quo Vadis Komisi Pemilihan Umum | Majalah HaloKPU Edisi I 2012

EDITORIAL
“Tidak ada yang mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin” – Horatius.
Kami memulainya dengan sederhana, tentang bagaimana mewujudkan gagasan besar untuk menjaga komunikasi institusi ini dengan masyarakat akar rumput (grassroots) tetap utuh dan berkesinambungan, tidak hanya dalam momen-momen pemilu saja. Bagaimanapun juga, menguatkan etos politik masyarakat adalah urgen karena mereka adalah pondasi sejati dari demokrasi itu sendiri, yang sering juga dinamakan dengan frasa sakti: kehendak rakyat. Dalam sistem yang demokratis, rakyat semestinya menjadi raja dari bangunan sistem politik yang menjamin hak-hak politiknya, bukan menjadi penjamin berkuasanya segelintir elit politik (oligarki). Namun juga menjadi lucu, bila masyarakat tidak mampu mengafirmasi perkembangan sistem demokrasi yang semakin maju. Pada prinsipnya antara sistem dan masyarakat yang diaturnya harus sejalan, tidak saling meninggalkan. Dalam kerangka inilah, institusi publik semestinya berkewajiban untuk mengembangkan kesadaran masyarakat menjadi semakin baik.
Menyikapi narasi besar tersebut, KPU Kota Surabaya merasa perlu untuk menerbitkan suatu media yang mampu menjembatani antara kepentingan masyarakat dan kewajiban institusi dalam rangka penguatan demokrasi di Indonesia, khususnya di Surabaya. Penerbitan Majalah HALOKPU ini merupakan élan bagi pembangunan dan penguatan wacana pemilu masyarakat secara kontinyu untuk mewujudkan demokrasi yang substantif, tidak hanya prosedural saja. Majalah ini berusaha tidak hanya menjadi media yang mewartakan, tapi bercita menjadi penyampai gagasan-gagasan, media sosialisasi, maupun penyeimbang opini kepemiluan di masyarakat. Memang terdengar utopis, apalagi kami berangkat dengan sedikit pengalaman, namun dengan semangat yang hebat. Langkah awal tidak pernah mudah, tapi kami percaya sebagaimana Horatius bilang, tidak ada yang tidak mungkin. Quo vadis KPU Indonesia?, pertama dari kami, untuk anda. Selamat membaca.