Pelayanan Kepada Penyandang Disabilitas Saat Pilwali Surabaya 2015 Cukup Baik

Aksesibilitas bagi penyandang disabilitas menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan Pilkada. Alfian Andhika Yudhistira, Relawan Demokrasi KPU Surabaya saat Pilwali Surabaya memberikan pendapatnya mengenai aksesibilitas ini. Mahasiswa kelahiran Surabaya 30 Oktober 1997 ini merupakan Penyandang Disabilitas Netra. Alfian, lulusan SMA Negeri 8 Surabaya, saat ini sedang menempuh pendidikan di Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Surabaya. Alfian merupakan mahasiswa tuna netra total pertama yang diterima di Unair, penerima beasiswa Bidikmisi.
- Secara umum, bagaimana pelayanan penyelenggara pemilu kepada penyandang disabilitas saat Pilwali Surabaya 2015 lalu, terutama pada saat pemungutan suara?
Menurut saya, secara umum pelayanan penyelenggara pemilu 2015 cukup baik. Namun, ada beberapa hal yang kiranya dapat diperbaiki agar penyelenggaraan kedepan lebih baik lagi diantaranya adalah:
- Kurangnya pemahaman penyelenggara tentang tata cara pendampingan penyandang disabilitas;
- Ada beberapa TPS yang petugas TPS tersebut tidak mengetahui fungsi template;
- Beberapa TPS bilik yang tersedia masih terlalu mepet dengan tembok sehingga pengguna kursi roda ada yang kesulitan.
- Untuk Templete surat suara, apakah sudah memudahkan bagi penyandang disabilitas netra dalam membaca surat suara?
Dalam pelaksanaan Pilwali Surabaya 2015, Templete sudah cukup mudah digunakan untuk penyandang disabilitas netra, namun masih ada beberapa template yang huruf Braille nya kurang timbul.
- Kemudahan akses apa saja yang dibutuhkan bagi penyandang disabilitas untuk menggunakan hak pilihnya saat Pemilu?
Kebutuhan akses sudah cukup terpenuhi pada saat Pilwali Surabaya 2015, kiranya diperlukan juga video tutorial tata cara pemungutan suara penyandang disabilitas agar sosialisasi lebih mudah dan cepat.
- Salah satu yang masih menjadi permasalahan dalam pelayanan penyandang disabilitas adalah kurang validnya data mengenai pemilih penyandang disabilitas. Pada saat petugas pemutakhiran daftar pemilih melakukan pemutakhiran dari rumah ke rumah, banyak keluarga yang tidak melaporkan jika ada anggota keluarga yang disabilitas. Ketidaktahuan ini menyebabkan kurangnya pelayanan. Bagaimana pendapat anda mengenai hal tersebut?
Menurut pendapat saya, ada beberapa solusi yang kiranya dapat memudahkan pencatatan data: diantaranya adalah:
- Jika di salah satu keluarga petugas menemui/mencurigai adanya penyandang disabilitas namun keluarga tidak melaporkan kepada petugas, Petugas dapat mencari informasi tentang keberadaan keluarga tersebut kepada tetangga-tetangganya;
- Jika keluarga enggan melaporkan keberadaan anggota keluarganya yang disabilitas dikarenakan malu, dan lain-lain, kita dapat membawa salah satu penyandang disabilitas yang sudah mandiri dan sukses agar dapat memberikan kesadaran kepada keluarga tersebut
Dengan beberapa cara di atas, kiranya kevalidan data dapat lebih baik.
- Bagaimana bentuk sosialisasi yang paling tepat baik mengenai waktu maupun tata cara pemungutan suara bagi penyandang disabilitas?
Sosialisasi yang paling tepat adalah dengan simulasi di beberapa lembaga/sekolah yang dindalamnya terdapat penyandang disabilitas.
- Masukan agar akses pengguna hak pilih bagi penyandang disabilitas lebih mudah pada pemilu/pemilihan ke depan?
Untuk penyelenggaraan Pemilu ke depannya, harapan saya adalah:
- Saat diadakan sosialisasi bagi penyandang disabilitas, penyandang disabilitas diharuskan membawa identitas dirinya baik berupa KTP/KK/kartu pelajar yang difungsikan untuk menunjukkan bahwa mereka merupakan warga kota Surabaya. Hal ini perlu dilakukan agar sosialisasi tepat sasaran.
- Sosialisasi tata cara pemungutan suara kepada penyelenggara agar lebih ditingkatkan supaya tidak terjadi kesalahpahaman antara petugas dengan penyandang disabilitas.