Menjadi Penyelenggara Pemilu Berkualitas Berawal Dari Keinginan Untuk Belajar

Hupmas, SURABAYA – Kamis (08/11/2018), KPU Surabaya melaksanakan Kursus Demokrasi dan Kepemiluan Gelombang 3 (tiga) sekaligus merupakan gelombang yang terakhir. Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB dibuka oleh Endang Sri Arti Rahayu selaku Kepala Sub Bagian Teknis Pemilu dan Partisipasi Masyarakat yang kemudian dilanjutkan dengan pengisian Pre Test dan pengenalan masing-masing peserta.
Kursus yang diikuti oleh 17 (tujuh belas) peserta berasal dari berbagai kalangan dan background pendidikan maupun pekerjaan. Ada guru, karyawan, wirausahawan, maupun yang masih berstatus sebagai mahasiswa.
Beragam motivasi yang menjadi latar belakang peserta untuk mengikui kursus demokrasi dan kepemiluan ini, mulai dari ingin memahami lebih komprehensif tentang demokrasi maupun mengetahui proses penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). Seperti yang diutarakan oleh salah satu peserta, Moch. Fuad Arrosyid. “Dengan mengikuti kursus ini, saya berharap mendapatkan ilmu lebih tentang demokrasi dan bisa menambah wawasan saya pada dunia kepemiluan yang ada di Indonesia”, ungkap Fuad, salah satu mahasiswa ilmu politik di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Kursus kepemiluan dan demokrasi dibagi menjadi 2 (dua) sesi pembahasan materi. Sesi pertama membahas Sistem Pemilu dan Demokrasi di Indonesia dan sesi kedua membahas tentang Penyelenggara dan Teknis Penyelenggaraan Pemilu.
Anggota KPU Surabaya yang membidangi Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dan SDM, Muhammad Kholid Asyadulloh, menjadi narasumber pada sesi pertama. Pria kelahiran Boyolali ini menyampaikan pentingnya pemilu dalam kehidupan bernegara sebagai salah satu manifestasi menentukan calon pemimpin maupun sebagai perwujudan Hak Asasi Manusia (HAM) berdasarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun 1948.
Selanjutnya disesi kedua yang menjadi narasumber adalah Nurul Amalia, anggota KPU Surabaya Divisi Teknis Penyelenggaraan, yang menjelaskan penyelenggara pemilu, kode etik penyelenggara, dan tugas dari masing-masing penyelenggara. Diakhir sesi, Bu Nurul yang biasa akrab disapa berpesan kepada peserta dengan mengikuti kursus kepemiluan ini bisa melahirkan penyelenggara pemilu yang berkualitas.
Setelah pemaparan materi selanjutnya diadakan simulasi tata cara coblos yang melibatkan seluruh peserta. Kursus gelombang 3 ditutup dengan Post Test untuk menjadi parameter sejauh mana pengetahuan peserta setelah mendapatkan materi demokrasi dan kepemiluan, kemudian dilanjut dengan sesi foto bersama dengan para narasumber dan seluruh peserta. (guh/esar)