Gugah Animo Masyarakat Surabaya Untuk Berkunjung Ke RPP Bung Tomo, CNN Trans Media Lakukan Liputan Khusus

Hupmas, SURABAYA – “Ibu Kwartika,” panggil Fatoni salah satu staf KPU Surabaya yang pagi ini, Selasa (25/04/2017) berperan sebagai petugas KPPS kepada Kwartika Candra Dewi yang sedang duduk diantrian kursi pemilih, dalam simulasi TPS yang diliput CNN Trans Media.
Liputan dan kunjungan tim CNN Trans Media mendadak mengalihkan kegiatan hampir seluruh staf sekretariat KPU Surabaya yang saat itu sedang bertugas menjalani aktivitas kedinasan perkantoran. Beberapa staf yang sedang bekerja diminta untuk mensimulasikan tata cara pencoblosan di ruang II RPP Bung Tomo. Dengan antusias staf yang berjumlah 12 orang memperagakan secara aktual bagaimana proses pemungutan suara di TPS. Masing-masing staf berperan sebagai petugas KPPS yang berjumlah 7 orang, 2 saksi, 1 petugas keamanan, dan 2 pemilih.
“Ini adalah RPP yang pertama kali kami liput,” ungkap Ghea Clarissa, reporter CNN yang didampingi kameraman Andreas Wijaksono.
Ghea menambahkan bahwa tujuan meliput RPP Bung Tomo adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang inovasi baru dari KPU Surabaya. “Semoga liputan kami bisa menggugah keinginan masyarakat Surabaya untuk berkunjung ke RPP Bung Tomo ini,” ungkap lulusan FISIP Unair ini.
Sementara itu, Ketua KPU Surabaya, Nur Syamsi saat diwawancarai oleh tim liputan CNN Trans Media menyampaikan bahwa untuk mengoptimalkan pengunjung di RPP, sesuai instruksi dari Ketua KPU RI, Arief Budiman, saat meresmikan RPP Graha Pemilu Mbah Lamong, Sabtu (22/04/2017), KPU Kabupaten/Kota diharapkan telah menyiapkan agenda kunjungan bagi lembaga formal pendidikan dan kelompok masyarakat. “Minimal dalam seminggu ada satu kunjungan untuk kami ajak belajar dan diskusi tentang kepemiluan serta apa saja yang kira-kira belum dipahami oleh mereka, dengan memanfaatkan media yang ada di RPP Bung Tomo ini. Sekali lagi kami tegaskan bahwa salah satu tujuan didirikannya RPP ini agar mendongkrak angka partisipasi dan kesadaran masyarakat, karena ada kecenderungan tingkat partisipasi masyarakat di kota besar itu stagnan bahkan cenderung menurun,” pungkas pria lulusan Unesa ini.