Diskusi Publik “Electoral College: Their Role In The 2016 U.S. Presidential Election”

Hupmas, SURABAYA, Selasa (18/04/2017), diskusi publik yang dikemas dalam satu rangkaian acara launching Rumah pintar Pemilu menghadirkan Jett Thomason, Plt. Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya sebagai keynote speaker.
Pria asal Texas tersebut menyampaikan materinya tentang “Electoral College: Their Role In The 2016 U.S. Presidential Election”. Dengan berbahasa Indonesia yang cukup fasih Jett cukup memukau para peserta. Presentasi yang disajikan lebih banyak dalam format gambar dan peta sehingga membuat diskusi cukup interaktif dan tidak menoton.
Jett menjelaskan “pemilihan presiden tahun 2016 di Amerika Serikat yang dianggap sebagai sebuah situasi yang langka (rare situation). Betapa tidak, Hillary Clinton yang diusung Partai Demokrat unggul dengan suara terbanyak 65.853.625 (48.0%) sedangkan Donald Trump dari Republik memperoleh 62 985.106 suara (45,9%). Tetapi di electoral votes Hillary kalah dengan hanya mendapatkan 232 electoral votes. Sedangkan Trump menang dengan 306 electoral votes sehingga terpilih sebagai presiden AS yang ke-45. Dengan electoral college kemenangan kandidat bukan karena perolehan popular votes dari rakyat yang memberikan hak suaranya tetapi karena electoral votes yang dilakukan oleh anggota kongres (senat dan DPR),” jelas Jett.
Pada Sesi tanya jawab para peserta berantusias berebut pertanyaan. Salah peserta, Yeni Yustinah, PPK Pilwali 2015 menanyakan tentang pemungutan suara ulang di Amerika. Pertanyaan terus bergulir dari satu perserta ke peserta lainnya. Diantaranya pertanyaan tentang mekanisme pengajuan gugatan apabila ada dispute (sengketa), dan persyaratan apa saja untuk bisa menjadi calon presiden.
Sementara itu, Arif Kusnadi salah satu peserta berharap akan ada lagi kegiatan seperti ini. “Saya senang mengikuti diskusi yang diadakan KPU karena bisa tahu sistem pemilu di negara barat. Semoga nanti bisa diundang lagi,” ujar mahasiswa Universitas Yos Sudarso ini.
Diskusi yang berlangsung satu jam tersebut diakhiri dengan penukaran cinderamata oleh Jett Thomason dengan Purnomo Satriyo Pringgodigdo, Komisioner KPU Surabaya yang sekaligus menjadi moderator dalam diskusi publik tersebut.