Batik dan Kebaya Di Hari Kartini KPU Surabaya

Hupmas, SURABAYA-21 April 2017, terdapat pemandangan yang tidak biasa di KPU Kota Surabaya. Ya, segenap jajaran KPU dan Sekretariat kompak mengenakan busana khas nusantara dalam rangka memperingati Hari Kartini. Para perempuan menggunakan kebaya sedangkan laki-laki menggunakan pakaian batik. Selain untuk menguatkan keindonesiaan kita, hal ini dimaksudkan sebagai sebuah refleksi diri terhadap arti penting perjuangan atau emansipasi perempuan dan kesetaraan gender.
Peringatan Hari Kartini di KPU Kota Surabaya selalu menjadi perhatian khusus bagi Komisioner maupun Sekretariat KPU Kota Surabaya. Memang, mengenakan baju adat atau kebaya bukanlah satu-satunya cara untuk meneladani dan meneruskan perjuangan Kartini dalam memperjuangakan kesetaraan gender. Namun, dengan mengenakan baju adat atau kebaya, pada Hari Kartini 21 April, KPU Kota Surabaya berupaya mengenang jasa-jasa Kartini.
Dari lima komisioner KPU Surabaya, satu di antaranya adalah perempuan, yaitu Nurul Amalia. Sementara dari 17 orang Sekretariat KPU Surabaya, 11 diantaranya adalah perempuan. Perempuan-perempuan di KPU Surabaya terbukti mewarnai KPU Surabaya dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya.
KPU Surabaya memperlakukan laki-laki dan perempuan dengan setara, dengan tetap memperhatikan kodrat. Oleh karena itu, tidak heran jika pada saat tahapan Pemilu atau Pilkada berlangsung, para Srikandi KPU tetep bekerja hingga tengah malam bahkan menginap di kantor.
Nurul Amalia mengatakan, saat ini Perempuan dapat bereksistensi di luar rumah maupun di dalam rumah dengan bebas. Perempuan Indonesia juga sudah cukup memiliki hak pengambilan keputusan baik di dalam keluarga maupun di masyarakat.
“Namun, perjuangan perempuan saat ini bukan lagi untuk dapat belajar atau bekerja di luar rumah. Perjuangan sesungguhnya kini bergeser pada bagaimana perempuan dapat membagi waktu dan perhatiannya untuk pekerjaan dan keluarga,” ungkap Nurul.
Nurul merasakan sendiri bagaimana beratnya membagi waktu dan perhatian kepada keluarga dan pekerjaan. “Dikantpr bisa sampai dini hari jika memasuki tahapan Pemilu. Tidak jarang kami harus bertahan di kantor hingga keesokan harinya,” tutur ibu empat anak tersebut.
Namun, beratnya perjuangan itu menjadi tidak terasa manakala penyelenggaraan Pemilu maupun Pilkada berjalan lancar dan berintegritas. Selamat Hari Kartini…
Peringatan Hari Kartini di mata Staf Sekretariat KPU Surabaya:
Kartini….pejuang emansipasi perempuan dalam kesetaraan gender, dan kemajuan di bidang pendidikan. (Kwartika Chandra Dewi)
Kartini masa kini, pribadi yang mandiri, memiliki kecerdasan dan amampu memberikan manfaat untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar. (Endah Yuli Ekowati)
Kartini, perempuan luar biasa. Visinya jauh melampaui zaman dan lingkungannya. Memperingati Hari Kartini, tentu bukan dengan mereduksi maknanya menjadi sekedar parade baju kebaya semata. Spirit kebebasan untuk kemajuan seperti yang diperjuangkannya harus dimaknai terus menerus oleh setiap manusia Indonesia. Selamat Hari Kartini…(Ratna Rosanti)
Kartini adalah pemimpin yang berhati mulia. Untuk itu, bagi para pemimpin wanita, jadilah pemimpin yang berhati mulia, bisa memberikan tauladan. (Eswati )
Kartini…Sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidkan dan ilmu pengetahuan. Tidak pernah patah semangat dengan rasa keingintahuan yang sangat besar. Pahlawan yang mempunyai ide-ide besar dan mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaum perempuan dari kebodohan dan mampu menggugah dari belenggu diskriminasi. (Idayu Widuri )
Selamat Hari Kartini…Terkadang kesulitan harus dirasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepada kita. (Arnik April Susanti)
(cha)