Bangun Dini Hari Siapkan Tumpeng Sampai Larang Pesaing Pinjam Double Tip

Selasa (16/08/2016) benar-benar menjadi hari yang luar biasa di KPU Surabaya. Sejak pagi, Staf Sekreteriat sudah hilir mudik mengangkat barang-barang dengan penuh kecermatan dan kehati-hatian. Mereka tidak sedang mengeset surat suara dan formulirnya ke kotak suara melainkan menyiapkan hidangan dan peralatan untuk lomba menghias tumpeng dalam rangka menyemarakkan peringatan HUT RI ke-71.
Hupmas, KPU Surabaya
Pagi itu Fathoni, Staf Keuangan, tergopoh-gopoh berjalan. Barang bawaan yang berat membuatnya tidak bisa melangkah cepat. ”Ndah, tolong turun ya. Aku nggak bisa bawa semuanya sendiri,” kata pria asli Bulak, Surabaya tersebut memanggil Endah Yuli Ekowati, rekan kerjanya.
Prrraaakkkk…. Ternyata, rajungan yang dibawa Fathoni dalam baskom plastik terjatuh. Tas yang memuat rajungan putus talinya. ”Untung sudah sampai kantor baru putus. Coba kalau putusnya di jalan, bisa-bisa nggak jadi lomba,” tutur Fathoni. Penghobi catur itu pantas khawatir. Hidangan tumpeng tesebut disiapkannya sejak dini hari.
Fathoni bersama staf Subbag Program dan Data dan Staf Subbag Umum yang membidangi Keuangan berada dalam satu tim. Mereka mengusung tema ”Tumpeng Seafood Nusantara”. Hidangan yang disajikan penuh dengan ragam produk laut. Nasi kuning dipadupadankan dengan nasi putih beserta lauk pauk berupa rajungan, cumi-cumi masak hitam, ikan pe, udang goreng, sate udang, urap-urap, tahu tempe, terong goreng dan sambal terasi.
”Kami memilih tema Tumpeng Seafood Nusantara didasari filosofi bahwa Indonesia adalah negara kepulauan (Archipelagic State) yang kaya akan sember daya alam laut,” ungkap Endang SAR, Bendahara. Perempuan kelahiran AustraliaSurabaya 36 tahun silam itu menilai bahwa lauk pauk seperti ayam dan daging sudah biasa. ”Kami mencoba untuk bereksperimen dengan tampil berani dan berbeda,” tambah Endang.
Tim Subbag Program dan Data plus Keuangan tersebut mendapat meja nomor empat. Tumpeng Seafood Nusantara dihias dengan wortel, mentimun, bendera merah putih, dan logo KPU. ”Kami bergotong royong dengan semangat 45 menghias tumpeng. Ini menjadi pengalaman pertama bagi kami,” ucap Ririn Frebiyanti, Staf Keuangan.
Sementara itu, Octian Anugeraha, Kasubbag Hukum, bersama dua stafnya tidak kalah sibuk. Mereka berupaya menata tumpengnya sebagus mungkin. ”Kami mengambil tema Tumpeng Kerja Nyata, seperti tema yang diambil pemerintah untuk HUT RI ke-71 ini,” ungkap Tian, sapaan akrab Octian.
Tumpeng Kerja Nyata terdiri atas nasi kuning dan putih. Tak lupa 17 potong kacang panjang yang berdiri tegak di tepi tempeh. Sebanyak 8 ulir kacang panjang dianyam mengelilingi tempeh, sebagai parag nasi tumpeng. Delapan buah perkedel ditancapkan ke tumpeng sebagai manifestasi roda kehidupan. Tak lupa dua delas soft drink berwarna merah dan putih serta irisan buah semangka merah dan bengkoang putih melambangkan bendera Indonesia.
Tim yang menempati meja nomor 3 ini juga tampil atraktif dengan mengenakan ikat kepala merah putih dan menempelkan bendera merah putih di pipi. ”Tadi sempat kesulitan cari double tip untuk menempel atribut. Teman-teman tim lain bercanda, menyembunyikan double tip. Setelah kami kebingungan mencari baru diberikan. Buat seru-seruan saja,” kata Prahastiwi KS, Staf Subbag Hukum, lantas terbahak.
Senada dengan tim lain, Tim Subbag Teknis dan Hupmas juga berupaya menampilkan tema tumpeng yang berbeda. Tim Subbag Teknis dan Hupmas menampilkan ”Tumpeng Salam Satu Nyali, Berani”. Tumpeng Subbag Teknis dan Hupmas memang berbeda dibandingkan dengan tumpeng tim lain. ”Tumpeng Salam Satu Nyali, Berani” terdiri atas nasi merah dan putih yang melambangkan bendera merah putih.
Hiasan penuh warna merah yang menyegarkan seperti teratai tomat, naga cabai merah, dan bunga wortel menambah nafsu makan penikmatnya. Tetapi, hiasan warna merah lambang berani tadi tidak sendirian. Telur rebus dan hiasan dari daun bawang berwarna putih melambangkan jiwa yang berani karena suci dalam kebenaran. Tak lupa hijaunya selada dan urap-urap daun kenikir menambah segarnya pemandangan.
”Kami memilih ”Tumpeng Salam Satu Nyali, Berani” sebagai arek Suroboyo kami ingin mewarisi semangat Bung Tomo dalam berjuang demi Indonesia. Tidak semata-mata mengandalkan keberanian, namun, sikap tersebut timbul karena berpegang pada kebenaran,” ungkap Nurita Paramita, Kasubbag Teknis dan Hupmas.
Sebagai aparatur sipil pemerintahan yang bekerja dalam penyelenggaraan pemilu, keberanian dalam menjunjung tinggi integritas memang menjadi modal utama. ”Kami harus berani mengatakan tidak apabila memang ada yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” tutur Ratna Rosanti, Staf Subbag Teknis dan Hupmas.
”Tumpeng Salam Satu Nyali, Berani” yang menempati meja nomor 2 juga berani dalam rasa. Hidangan sambal goreng kentang dan hati serta ayam bakar, pedasnya terasa hingga ke ujung kepala. Urap-urap pun begitu menggigit dengan bumbu yang juga meresap ke lidah.
Sebagai hidangan penutup, puding merah putih siap menawarkan rasa pedas hidangan tumpeng. Tak lupa, hiasan bebek dari ukiran apel merah dengan bendera merah putih menambah semangat bagi penikmatnya.
”Semoga, apa yang kami sajikan dapat mengingatkan kita semua agar selalu bersemangat dan berani dalam kebenaran,” tambah Arnik AS, Staf Subbag Teknis dan Hupmas.
Selanjutnya adalah ”Tumpeng Jawa Timuran” yang penuh filosofi jawa dari Subbag Umum dan Logistik. Tim dengan anggota terbanyak ini menampilkan hidangan khas tumpeng Jawa Timuran yang lengkap. Mulai dari ayam bakar, urap-urap, kering tempe, rempah, hingga lodeh kluwih.
”Lodeh kluwih ini sebagai perlambang doa agar rejeki kita berlebih,” ucap Endah Purwindari, Staf Subbag Umum.
”Tumpeng Jawa Timuran” ini berukuran paling besar dibanding tumpeng tim lain. Hidangan juga dilengkapi dengan setandan pisang buah. ”Secangkir teh dan kopi sebagai budaya Jawa yang melekat ketika kita menikmati tumpeng menunjukkan bahwa tim kami berupaya nguri-uri kebudayaan Jawa,” kata Agus Setiyono Kasubbag Umum.
Namun, di tengah semangat para staf menghias tumpeng, terdapat Sekretaris dan Komisioner yang kebingungan sebagai juri lomba. ”Semua tumpeng bagus, kami bingung menentukan pemenangnya,” kata Sunarno Aristono, Sekretaris KPU Surabaya.
Waduh…Kalau begitu siapa pemenang lomba menghias tumpeng? ”Tunggu pengumumannya besok setelah upacara bendera 17 Agustus, ya!” kata Ketua KPU Surabaya Robiyan Arifin sambil tersenyum.